Senin, 17 September 2012

Tepati kata-katamu.


Namaku Mirela, aku duduk di kelas 3 SMA Pelita. Aku punya sahabat bernama Aga, Dia teman sejak SMP aku. Sejak  2 tahun lalu aku mulai menyukai aga. Entah kenapa, mungkin karena aku mudah jatuh cinta. Dia adalah cowok yang baik, mengerti, dan dewasa. Sejak itulah aku nyaman bersama dia. Mungkin karena kedewasaan dia.  Aku tau dia mantan kekasih sahabat aku tapi setelah kedekatan aku saat SMA aku jadi menyukainya.
Di Sekolah, saat menuju ke ruang kelas.
“Mireeell..” teriak aga.
“Apa?” balas mirel tanpa menengok.
“Napa sih lo? Jutek amat?” balas Aga sambil menepuk pundak mirel.
“Bukannya dari dulu gue jutek ya?” Jawabku ketus.
“Hmmm… Iya deh. Dasar Jutek.” Kata aga.
“Biarin. Wee..” Balasku sambil meledeknya.

Bel masuk pun berbunyi. Aku dan Aga pun masuk kelas masing masing. Sampai akhirnya bel Istirahat berbunyi. Seperti biasa Aga datang ke kelas ku. Aku yang sedang duduk dengan teman kelasku.
“Rel, sini deh!” Aga memanggil.
“Apa sih? Sini masuk aja, biasanya juga nyelonong ke kelas gue!” Jawabku setengah teriak.
“Sini deh…!” Perintah Aga.
Setengah kesal Akul pun mendatangi  Aga yang sedang berdiri di depan pintu kelas.
“Lo mau apa?” Tanyaku sambil mendekat ke Aga.
“Sini gue bisikin..” Aga menyuruhku.
“Apa?” balas mirel sambil mendekatkan telingaku ke arah Aga.
“Kantin yuk! Lapeerrr…!!” Jawab Aga sambil berteriak.
“Agaaaaa…..!!!! Lo mau bikin budeg gue!!” Jawab gue kesal.
Aga hanya ketawa sambil menyeretku agar mau menemani dia makan.

Di kantin Sekolah.
“Rel, lo mau makan apa?” Tanya Aga.
“Gak.” Jawabku ketus.
“Rel, ngambek  ya?” Tanya Aga lagi.
“Gak.” Jawabku singkat sambil melihat sekitar.
“Beneran?” Tanya aga meyakinkanku.
“Iya. Brisik lo!” Jawabku dengan kesal.
“Ya udah gue pesen makan dulu. Tunggu di sini!” Balas aga.
Aga pergi meninggalkan aku. Sepertinya dia pesan makanan. Aku masih kesal dengan perlakuan angga tadi. Aku emang orang yang suka ngambek apalagi sama aga. Gak berapa lama aga datang membawa 2 piring makanan.
“Lo mau makan semua ga?” Tanyaku milihat 2 piring di tanganya.
“Nih siomay buat lo. Lo suka siomay kan?” Jawab Aga sambil menyodorkan 1 piring siomay.
“Serius? Udah bayar belum?” Tanyaku meyakinkan Aga.
“Udah lah. Dah jangan ngambek lagi ya.” Kata Aga meledekku.
“Sapa yang ngambek?” Tanyaku.
“Sapa yah? Lupa gue. Dah makan siomaynya.” Jawab Aga sambil negluaran jurus nyebelinnya.

Bel masuk pun berbunyi. Tanda istirahat telah usai. Aku dan Aga pun kembali ke kelas.
Di Lapangan sekolah. Setelah jam pulang sekolah. Aku sedang duduk di bangku dekat Lapangan.
“Dooorrr…!” Aga mengagetkanku.
“Astagfirulloh. Aga!” Kataku kaget.
“Ngapain Lo? Gak balik?” Tanya Aga.
“Ntar lah. Bentar lagi. Nah lo ngapain disini?” Tanyaku penasaran.
“Gue mau ketemu sama Febri.” Jawab Aga.
“Ngapain sih lo ketemu dia lagi!” Kataku sedikit kesal.
“Dia kan sahabat gue sejak dulu. Sama hal nya kaya lo! Masalah lo kan sama dia bukan sama gue. Jadi gue masih berteman sama dia.” Kata Aga menjelaskan.
“Terserah lo aja deh!” Jawab aku sambil meninggalkan Aga.
Febri adalah teman SMP aku dan Aga. Dulu kita sahabat baik. Tapi karean dia menyakiti sahabat aku yang gak bisa aku maafkan aku jadi marah dan kecewa sama dia sampai aku gak suka sama dia. Dan
febri juga tau isi hatiku selama ini kepada Aga. Aku takut febri akan bilang ke aga dan sahabatku yang juga pacarnya febri tentang perasaanku.

Malam Hari. Yang aku takutkan pun terjadi.
HP aku berbunyi ternyata ada sms masuk dari Aga. Entah kenapa aku selalu berbunga bunga setiap dapat sms dari dia.
                -Aga
“Selamat malam Mirel. Lagi ngapain kamu?”
Balas.
“Malem juga. Lagi baca novel.”
                -Aga
“Rel, gue mau tanya donk.”
Balas.
“Apa? Tanya aja.”
                -Aga
“Lo sayang gak sama gue?”
Balas.
“Sayang. Knp?”
                -Aga
“Lo, suka gak sama gue?”
Balas.
“Suka. Knp sih lo?”
                -Aga
“Udah jawab aja. Lo, cinta gak sama gue?”
Aku mulai bingung  jawab. Masa aku harus bilang duluan. Aku jawab sebisanya
yang bisa aku tutupin.
“Aku gak perlu jawab lah.”
                -Aga
“Seberapa sayang lo sama gue.”
balas.
“Sayang lah. Lo tuh bearti banget buat gue.”
                -Aga
“Okey, gue dah nemu jawaban itu.”
Balas.
“Jawaban apa? Gue gak ngerti.”
                -Aga
“Rel, gue sayang sama lo, cinta sama lo, suka sama lo. Tapi itu Cuma sebatas kakak adik doang. Kenapa lo gak pernah bilang sama gue sih?”
Balas.
“Iya gue tau. Gue tau lo gak mau ppacaran dulu makanya gue gak ngomong. Gue ngerti lah lo mau fokus sekolah dulu. Gue coba buat ngertiin lo aja.”

Aku membalas sambil menjelaskan. Karena aku tau Aga belum ingin pacaran dan ingin fokus pada sekolahnya. Dulu ada yang naksir dia dan dia dengan tegas bilang ke cewe itu. Kalau dia gak pengen pacar dulu.
                -Aga
“Rel, lo tetep bakal jadi adik gue. Karena persahabatan itu lebih berarti.”
Balas.
“Iya. Ya udah gue mau tidur dah ngantuk. Night ga.”
Balasku untuk menghentikan pembicaraan itu.
-Aga
“Night juga Rel. Have nice dream.”
Aku mencoba menyudahi pembicaraan itu agar aku tidak terlalu banyak berkomentar.

Keesokan harinya. Di sekolah.
“Mirel. Tumben pagi-pagi di kantin. Gue nyariin tau ke kelas lo.” Tanya Aga.
“Gue laper jadi gue kesini.” Jawabku jutek.
“Oh.. Lo ga apa-apa kan?” Tanya Aga yang menghawatirkanku.
“Emang kenapa? Gue baik-baik aja.” Jawab ku sambil senyum.
“Kirain lo galau. Hehehe…” Ledek Aga.
“Galu Cuma karena lo? Ga ada kerjaan!” Jawabku menutupi rasa sakitku.
Bel masuk berbunyi. Aku pun langsung masuk ke kelas begitu pula Aga.
Sampai Akhirnya. Setelah kita melawati kelas 3 bersama.Aku dan Aga bersahabat baik-baik saja.sampai pada saat mendekati ujian nasional Aga datang ke rumah ku. Dan curhat kalau dia sedang menyukai cewe dari sekolah lain. Aku pun di todong pertanyaan yang sama.
“Rel, lo lagi deket sama sapa?” Tanya Aga.
“Enggak. Gak ada.” Jawabku santai.
“Masa sih? Lo gitu sih. Gak mau buka hati. Makanya jangan jutek. Jadi cewe jutek banget.” Nasihat Aga mulai bikin panas.
 “Beneran. Biarin gue jutek. Kalo mau jadi pacar kan harus nerima gue. Lah lo?” Jawab ku.
“Gitu yah. Gue lagi deket sama cewe Rel. Dia anak sekolah lain.” Kata Aga.
“Siapa?” Tanya ku penasaran.
“Rahasia donk! Lo aja gak mau cerita.” Ledek Aga.
“Oh.. Ya udah.” Jawabku santai. Walau masih penasaran.
Setelah mendengar itu aku agak sakit hati sih. Tapi gak sesakit dulu saat aku tau ada yang naksir Aga. Mungkin karena rasa itu mulai berubah jadi kakak adik. Yang bikin aku sakit hati adalah janji dia kalau mau fokus ke sekolah dulu. Nyatanya sebelum dia lulus dia malah naksir sams cewe lain. Aku benar-benar kecewa sama Aga tapi mau gimana lagi.
Sampai akhirnya aku cari tau tentang cewe yang di taksir Aga. Dia bernama Wulan anak SMA Harapan. Dan semenjak sejak itu aku mulai mencoba menghilangkan rasa suka aku pada Aga. Caranya selalu mengingat kekecewaan aku pada Aga. Awalnya agak susah karena kita satu sekolah tapi saat itu berdekatan dengan ujian nasional jadi aku dan Aga sudah jarang ketemu lagi apa lagi bentar lagi kita kuliah di kota yang berbeda jadi bukan jadi masalah yang besar.
Sampai kini aku masih sakit hati karena omongan Aga yang gak di tepati. Setelah Aku cerita pada salah satu teman sekelasku ternyata dia mengalami hal yang sama tentang omongan cowo yang gak sama dengan kenyataannya. Kini Aga entah gimana kabarnya aku dah 2 bulan gak ketemu Aga. Semenjak mau Ujian Nasional. Aku pun gak mau tau tentang dia karena aku mulai belajar agar tidak bergantung pada Aga dan mulai menghilangkan rasa suka pada Aga.
Sampai Akhirnya kelulusan tiba. Dan rasa sakit untuk Aga masih berasa di Hatiku. Sampai aku menghilangkan rasa ini pada Aga aku gak akan bertemu Aga. Aku tidak pernah komunikasi dengan Aga. Karena aku berpikir kalau aku membalas semua SMS atau tetephone Aga aku gak akan bisa Move ON. Lebih baik aku menghilang dari kehidupan dia dan menghilangkan rasa ini. Terakhir yang aku dengar Aga pacaran dengan Wulan. Ya semoga dia Bahagia walau aku sakit menerimanya.
Kini aku berpikir dewasa. Jika memang Aga bahagia dengan Wulan aku akan melepaskannya. Tapi melepaskan Aga tidak semudah yang di bayangkan karena aku sudah berteman sejak SMP.
Aku percaya dengan kata-kata “KALAU JODOH GAK AKAN KEMANA” Jadi kalau Aga jodohku dia akan bersamaku kalau bukan kita memang akan selalu jadi sahabat atau Kakak Beradik saja.

~THE END~

1 komentar: