LONGDISTANCE
Namaku Mila, Aku masih sekolah di SMA Garuda. Aku ingin
menceritakan kisahku tentang pengalaman longdistance aku dan pacarku.
Pacarku anak kuliahan dulu dia kakak kelasku. Waktu aku kelas 1 dia kelas 3
jadi begitu aku jadian dia udah mau lulus. Tapi dia tetep yakinin aku buat nerusin
hubungan ini. Dia janji gak bakal macem2 disana dan gak bakal selingkuh
kayanya. tapi liat aja buktinya nanti. Ups, lupa ngenalin dia. Pacar aku
namanya Marcel. Dia sekarang kuliah di Unpad jurusan Hukum.
Oke aku mulai ceritanya dari pertama kali aku dengan kak
Marcel.
Hari ini Aku pertama masuk SMA. Cukup bikin jantung dag dig dug. Soalnya ada
acara MOS gitu, takut di apa-apain sama kakak kelas.
*Teeeetttttt….* bunyi bel masuk aku dan yang lain masuk kelas masing-masing.
“Selamat pagi semua.” Sapa kakak kelasku.
“Pagi kak.” Jawab semua.
“Oke, Selamat datang di SMA Garuda. Selamat kalian sudah diterima di sini dan
sudah jadi murid sini.” Kata kak Olive. Pendamping cewe di kelas aku.
“Selama 3 hari kedepan kita berdua jadi pendamping MOS kalian. Nama saya Kak
Marcel dan dia Kak Olive.” Jelas kak Marcel. Pendamping cowo kelas aku.
Kami hanya saling pandang dan perkenalan satu persatu pun di mulai.
Semenjak itu aku dan kak marcel semakin deket. Pertama sih sering SMSan sama
dia. Lama-lama jadi keterusan deh. Dan sekarang ini aku jadi tambah deket.
Sampai akhirnya saat yang di tunggu-tunggu tiba. Kak marcel nembak aku.
Hari sabtu di sekolah. Saat jam pulang sekolah kak Marcel nunggu aku di depan
kelas.
“Doooorrr…..!!! Siang milaa.” Kak Marcel mengagetkan ku.
“Kak Marcel! Apaan sih. Bikin kaget deh!.” Balas ku agak sebel.
“Hehehe… Maaf. Nanti malem ada acara gak?” Tanya kak Marcel.
“Gak ada. Kenapa kak?” jawabku.
“Mau jalan gak?” kata kak Marcel.
“Jalan?” Jawabku. Dalam hati ku bertanya “kak marcel ngajak aku nge date?”
“Hey.. Mau gak?” Kata kak Marcel mengagetkan lamunanku.
“Boleh. Jam 7 jemput aku ya?” Balas aku.
“Sip!” Jawab kak Marcel.
“Ya udah aku pulang dulu. Udah di jemput. Sampai nanti malem kak.” Kataku
sambil berjalan menuju mobil jemputanku.
Malam minggu itu. Aku bingung memilih baju yang harus aku
pakai. Setelah melihat jam baru sadar 30menit lagi Marcel menjemputku. Aku pun
langsung bergegas memilih baju dan merias wajahku.
Jam 7 tepat Bel rumahku berbunyi. Marcel!
Saat itu mamaku yang membukakan pintu. Aku sedang bersiap-siap. Tak lama
kemudian mama memanggilku.
“Mila. Ini ada temen kamu.” Kata mama.
“Iya ma.. Sebentar.” Jawabku. Aku pun bersiap-siap turun.
Aku pun turun dan bergegas ke ruang tamu. Saat itu kak
Marcel sedang ngobrol dengan mama.
“Hai kak, gimana? Jadi?” Tanyaku.
“Hmm… Jadi jadi.” Jawab dia gugup.
“Ya udah ma aku pergi dulu ya.” Kata ku izin ke mama.
“Iya, Hati-hati ya sayang. Pulangnya jangan malam-malam.” Nasehat mama.
“Iya maa…” Balasku sambil memeluk mama.
“Tenang aja tante anaknya aku jaga koq.” Kata kak Marcel.
Aku dan kak Marcel pun pergi ke sebuah café. Kita makan
dan mengobrol. Setelah pukul 8 malam makan pun selesai.
“Udah yuk.” Kata kak
Marcel.
“Yuk.” Jawab aku.
Tiba-tiba kak Marcel mengajak aku ke tempat special.
“Hmm.. Tapi aku mau ngajak kamu ke tempat special dulu.”
Ajak kak Marcel
“Kemana ka?” Tanyaku.
“Ada deh.. Ikut aja.” Balas kak Marcel sambil
menggandengku.
Sesampainya di tempat yang di maksud aku hanya bisa diam.
Tempat itu begitu indah. Dari atas lampu kota terlihat seperti bintang yang
berkelipan.
“Kak, Indah banget.” Kataku.
“Iya, ini salah satu tempat favorit kakak.” Jelasnya.
“hmm… La, kakak mau ngomong sesuatu.” Katanya.
Deg, Jantungku terasa berhenti. Tiba-tiba kak Marcel
menggenggam tanganku dan memutar tubuhku ke hadapannya.
“Apa kak?” Balasku dengan suara yang gugup.
“Kita kan udah deket beberapa bulan ini. Kamu mau gak
jadi pacarku?” Tanya kak Marcel.
Seketika itu kakiku terasa lemas dan gak tau harus berkata
apa.
“hmm… kakak serius? Tapi kan aku adek kelas kakak.” Kata ku.
“Emang kenapa? Kita Cuma beda 2 tahun.” Jelasnya.
“Hmm.. Iya deh. Aku mau.” Jawabku malu- malu.
“Apa? Beneran?” Tanya kak Marcel.
“Iya kak…” jawabku dengan senyuman.
Setelah itu aku pun di antar pulang oleh kak Marcel.
“Ya udah aku masuk dulu kak.” Kataku.
“Kakak? Gak salah? kan udah pacaran. Yang romantis kek” Ledek kak Marcel.
“Ih, apaan sih.” Balasku malu.
“kan becanda sayang. Ya udah kamu masuk dulu sana. Aku
pulang yaa..” Jawab kak Marsel
“Iya.. Hati-hati ya.. Sampai ketemu hari senin.” Kataku.
Setelah aku dan kak Marcel jadian. Aku dan kak Marcel
mejalani kehidupan seperti remaja lainya. Sampai akhirnya tiba. Kelulusan kak
Marcel. Iya, kak Marcel sudah kleas 3 dan tahun ini juga kak Marcel lulus dan
akan melanjutkan ke perguruan tinggi. Katanya dia akan melanjutkan di Bandung.
Dan aku gak tau apa yang terjadi apa aku harus putus sama kak Marcel atau aku
harus LDR. Aku belum berani mengambil keputusan itu.
Saat hari kelulusan.
Aku pun merasa deg-degan menanti kabar dari kak Marcel.
Saat itu sekolah cukup ramai sampai akhirnya kertas kelulusan di tempel di
papan pengumuman. Aku menunggu kak Marcel di dekat pohon di halaman sekolah.
Sampai kak Marcel datang.
“Hei..” Sapa kak Marcel
“Gimana kak LULUS?” Tanyaku penasaran.
“Lulus donk!” Balas kak Marcel sambil senyum lebar dan
memelukku.
“Kak apaan sih. Lepasin deh malu tau.” Kata ku dengan
wajah yang memerah.
“Kenapa sih? Biarin aja. Kan udah pacaran.” Ledek kak
Marcel.
“Ya udah aku pulang ya kak.” Kata ku. Langsung pergi
meninggalkan kak Marcel.
“Mau kemana? Jadi kakak gak di ajak nih? Mau pulang
sendiri?” Tanya kak Marcel sambil mengejarku.
“Loh, emang kak Marcel mau pulang? Gak ikut konvoi?”
Jawabku
“Enggak ah, mau pulang sama sayang aku aja.” Kata kak
Marcel sambil meledekku.
“Kak Marcel apaan sih.. Norak deh.” Jawabku dengan
malu-malu.
“Norak tapi suka kan…” Ledek Kak Marcel
“Hmm… Kasih tau gak yaa???” Balasku sambil meninggalkan
kak Marcel.
“Sayaaanggg… Kasih tau donk!” Teriak kak Marcel.
Sesampainya di rumah.
“Kak, kakak kan mau ngelanjutin di Bandung. Terus
hubungan kita gimana?” Tanya ku.
“Gimana apanya sih?” Jawabnya.
“Ya hubungan ini mau dilanjutin atau kita putus?” Tanya
ku.
“Lanjut donk sayang. Kakak mau terus sama kamu.” Katanya
“Tapi kakak yakin? Nanti kan kakak disana bakal ketemu
cewe2 yang lebih cantik, lebih baik dari aku.” Tanyaku.
“Enggak sayang.. Kamu percaya deh sama kakak. Kakak bakal
setia sama kamu.” Balas Kak Marcel.
“Iya deh aku percaya sama kak Marcel.”
“Gitu donk. Ya udah kakak pulang dulu ya..” Pamit kak
Marcel.
“Iya kak.” Kata ku.
Tiba-tiba kak Marcel mencium kening ku. Aku hanya bias
terdiam. Ini pertama kalinya kak Marcel mencium keningku. Setelahnya kak Marcel
pun pergi aku masih di tempat yang sama sampai kak Marcel tak terlihat lagi.
Setelah kejadian itu aku dan kak Marcel pun LDR alias
Longdistance Bandung-Jakarta. Setiap sebulan sekali kak Marcel pulang ke
Jakarta dan selalu mampir ke rumah ku. Selama aku LDR aku dan kak Marcel selalu
cerita tentang kegiatanku. Apa pun yang aku lakukan selalu aku ceritakan. Keuntungan
LDR adalah aku bisa fokus sama sekolah aku. Kak marcel pun sangat perhatian
denganku. Aku selalu percaya kak marcel gak macem-macem. Sampai akhirnya 1
tahun aku dengan kak Marcel tiba-tiba kak Marcel mengukapkan kejujuran yang
menyakitkan.
Aku menerima SMS dari kak Marcel.
To :
Sayangku Mila
Sayang, kamu sedang apa? Aku ingin jujur dengan kamu.
Reply To :
Kak Marcel
Sedang mikirin kakak. J
Apa kak? Serius banget?
To :
Sayangku Mila
Sayang, selama ini aku punya pacar lagi di Bandung. Aku
minta maaf banget kakak gak bias jaga kepercayaan kamu. Namanya Winnie. Dia
teman kampus kakak.
Reply To :
Kak Marcel
Kakak kok jahat banget sih! Mana janji kakak yang dulu.
Ya udah kita mending putus aja. Gak usah hubungi Mila lagi. Makasih semua yang
udah kakak kasih. Yang menyenangkan dan yang menyakitkan.
To :
Sayangku Mila
Maaf mil, kakak minta maaf. Maaf kakak dah buat kamu
sakit hati dan bikin kamu sedih. MAAF..
Setelah membaca SMS dari kak Marcel tiba-tiba air mataku
mengalir dan kakiku terasa lemas. Aku benar-benar kecewa dengan kak Marcel.
Sejak saat itu aku putus hubungan dengan kak Marcel.
Semenjak itu aku gak pernah ketemu kak Marcel. Dia pernah
datang ke rumah ku satu minggu setelah kejadian itu untuk meminta maaf tapi aku
hanya bisa menahan kekecewaanku dan menangis. Sampai akhirnya aku meminta kak
Marcel untuk memilih. Tapi dia lebih memilih pacarnya yang di Bandung. Aku
harus rela melepaskan kak Marcel. Dan setelah beberapa minggu aku dengar pacar
kak Marcel yang di Bandung pun gak mau menerima. Sejak itu kak Marcel mencoba
menghubungi aku lagi tapi aku gak merespon kak Marcel karena aku terlanjur
kecewa dengan dia.
Dan akhirnya aku bahagia dengan status jomblo ku. Benar
kata pepatah Setiap cobaan ada hikmahnya. Dan hikmahnya adalah aku jadi bias
fokus dengan Ujian Nasional dan Perguruan Tinggi aku. Aku yakin lah pasti ada
jodoh yang lebih baik untukku.
~END~
Oleh : Nita Rizka Aulia
NO COPY!